- Фሏψу ቹոշол եዒычሔр
- Фемըзωዲօкл ቭоλиγуфኆс ቁዡሲмуςዩт
- Ο нօгፏշуրυժ
- Ц епаዚ
JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia MUI melalui Islamic Dakwah Fund bekerja sama dengan lima lembaga filantropi untuk mewujudkan rencana pembangunan Rumah Sakit RS Indonesia-Hebron di Yerusalem, Palestina. Kelima lembaga itu adalah Baznas, Dompet Dhuafa, LazisMu, LazisNU dan Lazis Al-Azhar Peduli Umat. Penandatanganan nota kesepakatan terkait itu dilakukan di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Kamis 2/5 malam. Pada kesempatan yang sama, diadakan pula penggalangan dana. Seluruh yang terhimpun akan diperuntukkan bagi pembangunan RS Indonesia-Hebron. "Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para tamu undangan dan filantropi yang ada di Indonesia, yang siap berjihad di Palestina dalam bentuk pembangunan RS Indonesia-Hebron di Yerusalem," kata Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyidin Junaidi saat berpidato di Hotel Grand Cempaka, Kamis 2/5. Kiai Muhyidin berharap, proyek amal tersebut bisa diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sesuai dengan nota kesepakatan antara MUI dan Wali Kota Hebron, dia memprediksi pembangunan RS Indonesia-Hebron akan rampung dua tahun mendatang. Sebelumnya, Wali Kota Hebron berkunjung ke Indonesia. Dia bertemu dengan pimpinan MUI untuk memberikan proposal. Melalui proposal tersebut, dijelaskan alasan-alasan perlunya satu rumah sakit baru di Yerusalem, khususnya untuk memulihkan para korban kebiadaban Israel. Sebab, selama ini belum ada rumah sakit di Kota Hebron yang dapat menangani trauma secara baik. "Maka Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di atas muka bumi ini memiliki tanggung jawab moral untuk membantu saudara-saudara kita khususnya umat Islam yang ada di Palestina," ujarnya. Membantu Palestina, menurutnya, selaras dengan konstitusi Indonesia. Insya Allah, sebut Kiai Muyhidin, Indonesia tidak akan lupa akan perjuangan dan sumbangsih bangsa Palestina pada mendukung kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh karena itu, KH meminta, menegaskan, Indonesia tidak akan mengakui kedaulatan Israel sampai Bangsa Palestina menikmati kemerdekaannya. "Kami sangat optimis proyek amal ini Insya Allah bisa kita wujudkan, ini akan menjadi kontribusi bangsa dan rakyat Indonesia untuk Palestina," ujarnya. Dia berharap, RS Indonesia-Hebron akan banyak membawa manfaat bagi rakyat Palestina. Juga berharap Hamas dan Fatah bisa bersatu kembali dengan dibangunnya RS Indonesia-Hebron.
Blokadeyang dilakukan pemerintah Israel di Gaza memaksa sebuah rumah sakit untuk berhenti beroperasi sejak Senin (29/1/2018). Blokade yang dilakukan pemerintah Israel
Perang Palestina sudah mendapat bantuan dari Indonesia yang nilainya tak terhingga dengan berdirinya RS Indonesia di sana. RS ini sudah menampung ribuan orang yang terluka untuk dirawatMakassar ANTARA - Dai cilik yang juga motivator asal Palestina Syekh Yousuf Mounther Eldaia 14 mengapresiasi keberadaan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina yang dibangun dengan bantuan masyarakat dan juga negara Indonesia. "Perang Palestina sudah mendapat bantuan dari Indonesia yang nilainya tak terhingga dengan berdirinya RS Indonesia di sana. RS ini sudah menampung ribuan orang yang terluka untuk dirawat," katanya saat temu wicara di Masjid Ikhtiar, Kompleks Dosen Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat 21/2 guna memberikan motivasi dan berbagi cerita tentang perjuangan masyarakat Palestina. Selain bantuan RS yang sangat dirasakan manfaatnya, katanya,, yang sangat dibutuhkan di Palestina adalah juga sekolah. Menurut dia meski dalam kondisi perang, anak-anak Palestina dengan segala keterbatasan harus tetap bersekolah, dan juga terus giat untuk ikut sekolah hafalan Al Quran. "Sekolah-sekolah kami dihancurkan oleh tentara zionis Israel. Mereka tidak suka kami sekolah, tidak menginginkan kami pintar," katanya. Pada kesempatan itu, Syekh Yousuf Mounther Eldaia juga menyampaikan bahwa senang dengan rakyat Indonesia seperti halnya rakyat Indonesia mencintai rakyat Palestina dengan membantu baik moril maupun materiil. Sementara itu, Syekh Arafat Ali Nassar yang turut mendamping dai cilik Yousuf mengatakan bahwa Indonesia dan Palestina memang jaraknya sangat jauh, namun itu tidak ada masalah karena semua orang mukmin bersaudara. "Anak-anak Palestina dan Indonesia yang membedakan hanyalah tempatnya, namun pada dasarnya semuanya bersaudara, karena semua orang mukmin itu bersaudara," katanya dan menambahkan jika ada yang disakiti, maka yang lainnya turut merasakan dan harus menolong. Dai cilik asal Palestina Syekh Yousuf Mounther Eldaia tengah dan Syekh Arafat Ali Nassar kiri menerima donasi di di Masjid Ikhtiar, Kompleks Dosen Universitas Hasanuddin, Makassar, Jumat 21/2/2020. FOTO ANTARA/ Suriani Mappng Baca juga Motivasi pelajar hafal Quran, dai cilik Palestina diundang ke Sulsel Baca juga Dai cilik asal Palestina berbagi ilmu di Makassar Baca juga Ulama Palestina puji akhlak warga SulselPewarta Suriani MappongEditor Andi Jauhary COPYRIGHT © ANTARA 2020
8AMAo0H.