Berdasarkan beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa beriman kepada Allah tidak cukup dengan mengaku. Namun, perlu diusahakan sedemikian rupa agar menjadi cerminan perilaku sehari-hari. Bahkan Allah tidak akan menerima keimanan seseorang sebelum diuji dengan kesusahan, kebahagiaan, kesedihan, kesenangan, harta, dan jiwa (Q. Al-Baqarah Bahkan pada taraf tertentu, seseorang tidak dikatakan beriman dikarenakan tidak menjaga lisannya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam bersabda, "Yang disebut Muslim adalah orang yang lisan dan perbuatan tangannya membuat orang lain aman dan selamat."(HR. Muslim). Keselamatan seseorang tergantung dari lisannya. Apabila matahari telah terbit dari barat, maka seluruh manusia akan beriman. Tetapi (Pada saat itu), tidak bermanfaat lagi iman seseorang untuk dirinya sendiri pada apa yang belum diimaninya atau pada kebaikan yang belum diusahakannya di masa imannya . 88. Hadits riwayat Abu Zar Radliyallahu 'anhu: Kalau seseorang ringan (lemah) dalam din (agama)-nya, maka ia diberikan cobaan sesuai dengan kadar din-nya. Dan kalau agama seseorang kuat, maka kadar ujian iman yang Allah berlakukan terhadap dirinya berat. Senantiasa seorang hamba menerima bala', sehingga dosanya hapus" (HR Bukhari). Demikianlah jenis-jenis ujian keimanan bagi Umat Islam. jGCMp.
  • 6yeak4lzsx.pages.dev/19
  • 6yeak4lzsx.pages.dev/159
  • 6yeak4lzsx.pages.dev/479
  • 6yeak4lzsx.pages.dev/30
  • 6yeak4lzsx.pages.dev/587
  • 6yeak4lzsx.pages.dev/298
  • 6yeak4lzsx.pages.dev/587
  • 6yeak4lzsx.pages.dev/233
  • tidak dikatakan beriman seseorang sebelum diuji